Back

WTI Naik ke Kisaran $78,30 karena Kelompok Houthi Menyerang Kapal-kapal Pengangkut di Laut Merah

  • Harga WTI naik tipis di tengah meningkatnya ancaman gangguan pasokan dari Timur Tengah.
  • Kelompok Houthi yang dipimpin oleh Iran menargetkan kapal kargo berbendera Belize yang terdaftar di Inggris, Rubymar.
  • Uni Eropa telah mengerahkan kapal perang dan sistem peringatan dini untuk melindungi jalur pelayaran di Laut Merah.
  • Saudi Aramco sedang mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi hingga jatuh tempo 50 tahun pada tahun 2024.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) memulihkan penurunan yang terjadi pada hari Senin. Harga WTI diperdagangkan lebih tinggi di sekitar $78,30 per barel selama jam perdagangan Asia pada hari Selasa. Meningkatnya ancaman gangguan pasokan minyak dari Timur Tengah mendukung harga minyak mentah.

Kelompok Houthi yang dipimpin oleh Iran telah melakukan serangan pesawat tak berawak dan rudal tambahan terhadap kapal-kapal pengangkut di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab. Di antara kapal-kapal yang ditargetkan adalah kapal kargo berbendera Belize yang terdaftar di Inggris, Rubymar. Akibat serangan tersebut, awak kapal kargo mengevakuasi kapal tersebut ke lepas pantai Yaman.

Menanggapi serangan-serangan ini, Uni Eropa (UE) telah memulai sebuah misi angkatan laut, mengerahkan kapal-kapal perang Eropa dan sistem peringatan dini untuk melindungi jalur-jalur pelayaran di Laut Merah dari serangan-serangan Houthi lebih lanjut.

Harga minyak mentah menguat didorong oleh berita ekonomi yang positif dari importir minyak terbesar, Tiongkok. People's Bank of China (PBoC) memilih untuk mempertahankan suku bunga pinjaman satu tahun (LPR) tidak berubah di 3,45%. Namun, PBoC telah menurunkan LPR lima tahun sebesar 25 basis poin dari 4,20% menjadi 3,95% untuk mendukung ekonominya yang sedang mengalami kesulitan. Selain itu, Tiongkok mengalami peningkatan yang signifikan pada pendapatan pariwisata tahunan selama periode liburan Tahun Baru Imlek.

Saudi Aramco dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi pada tahun 2024 dengan jangka waktu yang lebih panjang hingga 50 tahun, menurut Chief Financial Officer Ziad Al-Murshed. Rencana penerbitan ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengoptimalkan struktur permodalan.

 

USD/IDR Menguat ke 15.654, Tunggu Risalah Rapat FOMC dan Suku Bunga BI

USD/IDR terlihat menguat di sekitar level 15.654 pagi ini, setelah dibuka pada level 15.629. Harga pasangan lintas mata uang tersebut sejauh ini bergerak di rentang harga 15.659-15.629. Rupiah tertekan sekitar 30 poin dari harga pembukaannya karena pasar global menantikan risalah rapat FOMC dengan cermat dan imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi sehingga mendukung Dolar AS (USD).
Đọc thêm Previous

USD/CAD Bertahan di Atas Angka 1,3500 Menjelang Data IHK Kanada

Pasangan USD/CAD diperdagangkan dengan catatan yang lebih kuat di atas level psikologis 1,3500 selama sesi Asia hari Selasa. Kenaikan pasangan ini didukung oleh Dolar AS (USD) yang lebih kuat. Data inflasi Kanada akan menjadi sorotan pada hari Selasa dan dapat memicu volatilitas di pasar menjelang notulen FOMC. Saat berita ini ditulis, USD/CAD diperdagangkan di 1,3506, naik 0,12% pada hari ini.
Đọc thêm Next