Indeks Nikkei Jepang Pimpin Penurunan di Pasar Asia di Tengah Ketegangan Israel-Hamas
- Ekuitas Asia diperdagangkan di wilayah negatif di tengah suasana yang berhati-hati.
- Bank sentral Tiongkok mempertahankan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) satu tahun tidak berubah di 2,50%.
- Indeks Nikkei Jepang berkinerja terburuk menjelang data inflasi.
- Angka pertumbuhan Tiongkok (Q3), Produksi Industri, dan Penjualan Ritel pada hari Rabu akan menjadi peristiwa yang diawasi dengan ketat.
Sebagian besar saham Asia diperdagangkan lebih rendah pada hari Senin karena para investor menjadi berhati-hati di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel dan Hamas. Indeks Nikkei Jepang memimpin penurunan menjelang data inflasi utama pada hari Jumat.
Konflik di Timur Tengah memberi tekanan jual pada pasar saham regional. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pada hari Ahad bahwa ia bersumpah untuk "menghancurkan Hamas" ketika militernya bersiap-siap melakukan operasi darat di Gaza untuk membasmi kelompok militan tersebut. Presiden AS Joe Biden telah menyerukan perlindungan bagi warga sipil, dan AS telah bekerja untuk mengurangi kekurangan makanan, air, dan bahan bakar. Selain itu, data inflasi AS yang optimis pekan lalu meningkatkan kekhawatiran tentang potensi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed).
Pada saat berita ini diturunkan, Shanghai di Tiongkok turun 0,40% menjadi 3.075, Indeks Komponen Shenzhen turun 0,99% menjadi 9.969, Hang Sang di Hong Kong turun 0,37% menjadi 17.745, Kospi di Korea Selatan merosot 1,24%, dan Nikkei di Jepang turun 1,80%.
Di Tiongkok, People's Bank of China (PBoC) mempertahankan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) satu tahun tidak berubah di 2,50% pada hari Senin. Sementara itu, bank sentral mempertahankan suku bunga reverse repo tujuh hari tidak berubah di 1,80%.
Selain itu, Gubernur PBoC Pan Gongsheng menyatakan pada pertemuan Dana Moneter Internasional di Maroko bahwa pihak berwenang berjanji untuk memberi dukungan yang lebih substansial kepada ekonomi riil.
Biro Statistik Nasional Tiongkok menunjukkan pada hari Jumat bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Tiongkok untuk bulan September berada di 0% YoY versus 0,1% sebelumnya, di bawah konsensus pasar sebesar 0,2%. Sementara itu, Indeks Harga Produsen (IHP) turun menjadi 2,5% dari penurunan 3% di bulan Agustus, meleset dari ekspektasi penurunan 2,4%. Para investor menunggu data-data penting ekonomi Tiongkok di akhir pekan ini untuk mendapatkan dorongan baru. Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok untuk kuartal ketiga, Produksi Industri, dan Penjualan Ritel akan dirilis pada hari Rabu.
Di Jepang, kekhawatiran akan kenaikan suku bunga oleh The Fed menekan Yen Jepang (JPY). Para pelaku pasar juga beralih ke sentimen berhati-hati menjelang rilis Indeks Harga Konsumen Nasional Jepang untuk bulan September yang akan dirilis pada hari Jumat. Indikasi inflasi yang terus berlanjut dapat meyakinkan Bank of Japan (BoJ) untuk memperketat kebijakan moneter.
Ke depan, para pelaku pasar akan memantau Penjualan Ritel AS yang akan dirilis pada hari Selasa. Perhatian akan beralih ke angka pertumbuhan Tiongkok untuk kuartal ketiga (Q3), Produksi Industri, dan Penjualan Ritel pada hari Rabu. Pada hari Jumat, data inflasi Jepang akan dirilis.